Showing posts with label Pregnancy. Show all posts
Showing posts with label Pregnancy. Show all posts

6.06.2013

Ngidam dan Efeknya

Sewaktu hamil, seperti layaknya ibu-ibu hamil lainnya, ambisius kejar target lahiran normal.  Karena faktor X alias ukuran badan yg XS ini, dokter kandungan dari jauh-jauh hari lantang bersuara "bayinya ga boleh kegedean".  Akibatnya, hilanglah hak istimewa untuk menyantap segala jenis makanan enak penuh lemak, gula dan kalori.  Tidak bisa nakal, karena mendadak suami alih profesi jadi satpam galak.  Maklum euforia anak pertama, sangat patuh dengan doktrin dokter dan apa kata artikel-artikel di majalah-majalah orang tua dan pengasuhan.

Trimester pertama bolehlah ikut aturan karena kondisi kehamilan masih oke, belum keliatan kaya kemana-mana bawa semangka.  Trimester kedua, mulailah minum air putih berasa minum air comberan.  Lidah dan perut cuma mau toleransi teh manis.  Lainnya lupakan saja.  

Suatu hari, ada yang berbaik hati sodorin bubble tea gratisan. Matilah, janinnya doyan.  Kalau ga konsumsi itu sehari rasanya mulut asam ga karuan, macam perokok berat yang nggak kena rokok sebatang satu jam penuh.  Repotnya, waktu itu bubble tea belum menjamur seperti sekarang.  Outlet terbatas ada di Bintaro Plaza, Gunawarman, Bursa Efek Indonesia dan Kemang.  Belum lagi kalau stok bubblenya lagi kosong, waduh! Ini namanya ngidam ngerepotin.

Karena ga tahan, apa mau dikata. Hampir setiap hari menghalalkan segala cara untuk beli minuman itu.  Ga pake bohong kok sama suami.  Kan dia ga nanya, jadi ya ga perlu dikasitau :) Tiap kontrol ke dokter, jantung mau copot rasanya menjelang saat-saat divonis perkiraan berat badan janin.  Alhamdulillah sampai 9 bulan kehamilan, aman terkendali...

Satu pesan suami yang masih jelas ingat sampai sekarang, "jangan kebanyakan, nanti anaknya jumpalitan kaya bubble".  Hati-hati, ternyata benar ucapan adalah doa.  2 tahun kemudian, memang si bocah jumpalitan adanya.  Terharu kalau dia bisa duduk manis 5 menit.  Tapi gada buktinya kan yah ini efek bubble tea?

Yang pasti, waktu itu pake alasan janinnya yang doyan ga sepenuhnya salah.  Soalnya, anak ini emang doyan banget sama bubble tea.  Setiap beli pasti pake drama rebutan.  Kalau lagi nyeruput dan kedapatan bubblenya, mukanya girang geli-geli sendiri.  Oh (bubble) boy!




2.13.2011

Baby Malik


A long waited gift...our precious Lil' B is finally here.
Born in 3rd February 2011, we named him Muhammad Malik Anaka Syamsualdi. Like his name, may he be a strong leader like Nabi Muhammad, Amin.


1.21.2011

Lil B Goes Round and Round

minggu ke 34 : kepala diatas alias sungsang...
minggu ke 35 : kepala normal di bawah...
minggu ke 36 : posisi melintang kepala di kiri pantat di kanan...
minggu ke 37 : kembali kepala normal di bawah...

Dokter pede jaya membuat statement "banyak jalan biar engage. tenang aja si bayi ga mungkin berubah posisi lagi karena udah kegedean dan ruang geraknya sempit"

Me: "jadi ga perlu kerjain peer ngepel sambil nungging lagi dong dok?'

Dokter : "Nggak, tapi Didi harus sering 'nengokin' biar cepet lahir"

Me and Mr.D : *kesenengan dikasi peer kaya gitu*

minggu ke 38 : jreng...jreeennngggg...dia melintaaaaangggg posisi kepala di kanan pantat di kiri!!!!

dokternya mpe bingung dan mungkin agak tengsin omongannya salah gimana caranya Lil B akrobat jungkir balik ke posisi itu di usia kehamilan segini dengan ruang gerak sesempit itu. Lha kalau dokter bingung, apalagi kita...

Mulailah dia menyalahkan tinggi badan gue yang ga pernah lolos kualifikasi buat pemilihan model atau cover girl ini. Nyambung-nyambungnya ke ukuran panggul yang kecil makanya Lil B nyasar ga nemu jalan lahir.

Merasa didiskriminasi gara-gara tinggi badan, gue ingat ada temen gue yang lebih kecil dari gue secara lebar badan dengan suksesnya melahirkan bayi seberat 3,1 kg dengan NORMAL!!!!

Dokter langsung vonis caesar dan kalau bisa kita bongkar secepatnya. Bongkar? dia kira perut gue mesin bisa di bongkar pasang 'huh'. Resikonya kalau mau nunggu sampai kepala balik ke bawah, air ketuban bisa pecah sewaktu-waktu dan bahaya buat bayinya. Masih bimbang dan ragu mau nunggu atau mau langsung jadwalin operasi minggu depan.

Berhubung due masih tanggal 4 Februari, masih ada secercah harapan sambil ekstra hati-hati ngepit pantat biar si ketuban ga meletus

Bak orang putus cinta, dokter angkat tangan...dukun (bayi) bertindak!!!
Emang sih serem...tapi ada kakaknya temen yang besoknya mau operasi karena sungsang, malam ini dipijet dan besok paginya kepala si bayi udah adem ayem di bawah dan langsung engage trus lahir normal.

Nungging jalan terus, bujuk rayu biar Lil B muter kepala di bawah dan engage tetap dilancarkan, dan dukun bayi dicoba-coba.

Kalau memang segala usaha di atas gada yang berhasil...terpaksa pasrah sama keputusan dokter buat 'dibongkar' hicks....Manusia boleh berencana, yang menentukan tetap yang Diatas. doakan akuuuuu!!!


1.17.2011

1,2, 3 with Mr. D

Trimester I
Kata orang masa 3 bulan pertama hamil itu sama dengan siksaan lahir batin. Mulai dari morning sickness, badan panas dingin ga keruan, makan susah, ngidam aneh-aneh atau sekedar merepotkan hidup suami, mood swing berlebihan, sampai keinginan luar biasa buat nimpukin suami sama barang apapun yang ada dalam jangkauan.

Itu kata orang…kata gue sih nggak hehe.

Gue sama sekali ga kenal sama yang namanya morning sickness, soalnya si morning sickness kenalannya sama Didi. Hampir tiap pagi, dia yang wara wiri lari ke kamar mandi buat muntah-muntah. Sampai-sampai dia ga masuk 3 hari gara-gara muntah-muntah, denger suara kucing aja muntah. Heraaannn…gue yang hamil, dia yang repot hihihi.

Dibilang susah makan ga juga sih, cuma agak picky. Harus banget makanan Asia (Indonesia, Cina, Jepang dan Korea) dan harus panas. Daging pantangan mutlak, nyium baunya dari jauh aja bisa bikin enek. Satu syarat lagi: harus di restoran, gamau tempat makan pinggiran. Waktu hamil 2 bulan gue dikirim dinas ke Singapura. Syarat makanan Asia terpenuhi, yang nggak cuma makan di restoran. Secara yah, restoran di Singapura mahal-mahal huhuhu…wajar kalau selama trimester pertama berat gue bukannya naik, malah turun 3 kg. stress di dompet kayanya…

Gue ibu hamil yang ga ngerepotin suami, justru sebaliknya…Didi adalah suami yang ngerepotin ibu hamil. Masa tengah malam dia bangun trus minta mie ayam kampung? Atau bangunin gue jam 2 pagi buat makan steak???

Selama hamil, aku adalah anak super cengeng…mellow luar biasa. Dengerin lagu yang slow dikit bawaannya mewek, orang salah ngomong dikit langsung nangis, kesel sama suami langsung drama nangis jejeritan. Agak khawatir dibawa Lil B mpe lahir, cowo booo!!!

Ada temen gue yang selama hamil kerjaannya ngelemparin suami saking sebelnya, yang satu lagi bawaannya pengen muntah setiap ngeliat muka atau denger suara suaminya. Hasilnya? Anak-anak mereka mukanya cetakan mutlak suaminya, cewek pula hehehe…selama hamil gue malah lengket sama Mr. D, bawaannya ngintiiiillll mulu. Asumsi karena gue ga sebel, anaknya ga bakalan cetakan mukanya Didi. Minimal 50 – 50 lah sama gue. Ternyata teori tidak terbukti, hasil USG 4D berkata lain…muka anak gue tetep cetakannya Didi hicks…untung ganteng ;p

Trimester II
I cherish every second of the Trimester II…

Hamil itu rasanya menyenangkan. Mau jalan-jalan kemana juga hayuk soalnya badan belum berasa jompo. Makan mulai enak dan rakus dan perut mulai kelihatan hamil bak penderita busung lapar tapi belum berat. Mr. D juga kena imbasnya, makan gue enak..makan dia lebih enak lagi. Gue naik 5 kilo dia juga ikutan naik 5 kg. hati-hati ukuran perut saingan tuh hehehe.

Di Trimester II juga mulai banyak kelas-kelas yang berhubungan dengan kehamilan yang bisa diikutin, contohnya Hypnobirthing.

Dari segi kerjaan, kantor sangat sangat pengertian…datang jam 11 silahkan, paling cuma ditanyain ‘morning sickness yah?’ yang cukup dibalas dengan tampang sok lemas ‘heeh’. Gada yang berani kasih kerjaan terlalu berat karena takut ga kekejar sebelum gue cuti, daaaannnn…pulang jam 5 bukannya malah diberi sanksi sosial tapi malah sangat dianjurkan hehehe.

It feels wonderful to be a preggo!!!

Trimester III
Kalau boleh jujur, buat gue ini masa-masa paling berat selama 9 bulan kehamilan. Satu-satunya yang menyenangkan di Trimester III hanya kegiatan belanja perlengkapan bayi hehehe.

Perut buncit ga ketulungan, pantat membesar dan tangan kaki bengkak. mau nyempil sana sini juga udah sulit. Koleksi baju mulai terbatas karena biasanya mentok di perut. Makan dikit tiba-tiba naik 1,5 kg seminggu. Yang paling ganggu adalah sakit pinggangnya…kaya ditusuk-tusuk, apalagi kalau malam menjelang tidur. Agak sebel kok yang di semester 3 ga ke-transfer ke didi huhuhu.

Kaki bengkak bisa diatasi dengan crocs…baju terpaksa kaya seragam, 5 baju untuk 5 hari kerja. Sakit punggung, Mr.D siaga jadi tukang pijet pribadi walau biasanya dia ketiduran duluan daripada yang dipijet. Tampang buruk badan bulet cukup diatasi dengan pasang tampang sedih dan Didi bakal tetep bilang walau template 'kamu cantik kok'...then it feels alright.

9 months of pregnancy is filled with ups and down. Sometimes you feel the best and sometimes you feel the worst. With a caring and understanding hubby next to you, the best feels twice and the worst feels nothing.


Thank you Mr.D for taking my worst in Trimester I, sharing my happiness in Trimester II and helping me get through Trimester III *hugs and kisses*


1.13.2011

9 MONTHS

taken from http://farm5.static.flickr.com/4013/4249452172_b8c95c6898_z.jpg

Welcoming:

  1. swollen feet;
  2. swollen fingers and wrist (cant even put on my wedding ring and watch);
  3. swollen nose (kata orang idung bangor hicks)
  4. severe back pain;
  5. many sleepless night;
  6. the urge to pee every 5 minutes;
  7. constipation;
  8. very limited unstylish wardrobe due to the blow up belly;
  9. inevitable urge to chew every second (humongous appetite);
  10. uninvited to Friday late night social life (gara-gara temen-temen gue takut gue brojol sewaktu-waktu *cissss*);
  11. easily exhausted, even talking in a discussion is a hard work;
  12. trouble of getting up after lying down position (berasa kura-kura yang dibalik trus ga bisa ngapa-ngapain);
  13. sale is everywhere but none of the shirt or dress fits me. its either too big for my body or stuck at the belly;
  14. the only thing that fits is my one and only crocs or sandal jepit *sungguh tak gaya*, thanks to my swollen feet

Its beyond any uncomfortable feeling, indeed. But every trouble and pain is worth every second since Lil B is coming anytime soon.

Cant wait….

12.17.2010

Cari Tau dengan The Urban Mama

The Urban Mama Writing Contest

Jumat, 4 Juni 2010 Rasanya baru kemarin iseng-iseng pulang kantor mampir ke apotik buat beli Test Pack. Atas saran teman kantor, beli yang hasilnya terbaca positif atau negatif dan bukan yang satu atau dua garis. Lebih akurat katanya.

Sesuai dengan petunjuk pemakaian, tes dilakukan dengan pipis pertama di pagi hari. Berhubung saya tes cuma untuk membuktikan sama suami kalau saya tidak hamil dan bisa ikutan latihan futsal buat pertandingan berikutnya, jadi tidak terlalu harap harap cemas menanti hasil.


Selang beberapa menit, Test Pack mulai menunjukkan satu garis melintang. Aha…negatif!!! Eh tapi kok tiba-tiba ada satu garis buram diatasnya…buru-buru saya bangunkan suami dan sodorkan Test Pack serta petunjuk membacanya. Dia yang nyawanya masih belum nyambung, mengambil alih Test Pack, diputar-putar berbagai arah…trus dengan nada dan tampang yang sama datarnya dia bilang “kayaknya positif”, lalu kembali tidur dan meninggalkan saya yang hanya bisa melotot kaget. Setelah saya bangunin secara paksa dengan sedikit kekerasan (Baca:pukul pake bantal), baru dia sadar kalau itu bukan mimpi lalu ikutan pasang tampang kaget. Kita baru benar-benar percaya kalau saya hamil waktu kita ke dokter dan dokter secara sah dan meyakinkan menyatakan saya hamil.


Perkenalan dengan The Urban Mama (“TUM”) Kita berdua memang tidak ada rencana untuk menunda anak, tapi kita juga tidak pernah menyangka bahwa kabar gembira itu datang hanya 33 hari sejak kita berdua resmi menikah. Wajar kalau saya bilang saat itu kami bisa dibilang tidak siap, terutama saya. Menjalankan peran sebagai suami isteri aja bisa dibilang masih dalam proses belajar merangkak, apalagi peran sebagai orang tua.

Jadi ibu jelas merupakan tanggung jawab yang sangat besar. Berhubung ibu saya sudah 4 tahun meninggal, saya tidak punya tempat bertanya dan sempat merasa panik menghadapi kehamilan saya 9 bulan ke depan. Memang sih ada mama mertua yang sudah saya anggap ibu, tapi tidak bisa dipungkiri rasanya tetap beda dengan ibu sendiri.

Saya termasuk salah satu yang ‘telat’ menikah diantara teman-teman dekat saya, padahal umur kami rata-rata baru 25 tahun. Banyak dari teman-teman saya yang sudah punya anak, bahkan beberapa sedang menanti anak kedua. Beruntung bagi saya, jadi banyak teman yang bisa diinterogasi seputar kehamilan dan bagaimana rasanya jadi orang tua di usia muda.


Selama ini saya hanya tertarik berburu informasi seputar tujuan liburan, diskon, baju dan sepatu model terbaru. Mana pula saya tau apa itu pentingnya ASI, siapa itu Braxton Hicks dan apa pula makhluk yang namanya Cloth Diapers (Clodi).

Suatu hari teman saya, Crey, memperkenalkan saya dengan situs TUM. Awalnya saya sempat tidak tertarik dengan TUM, paling isinya hanya sekumpulan ibu-ibu yang terlalu narsis dengan anak-anaknya sendiri dan pasti topik-topiknya membosankan. Sampai akhirnya, di hari dimana saya sedang makan gaji buta di kantor, saya iseng buka TUM dan waahhh…situsnya bagus, warnanya ga bikin sakit mata, logonya keren dan begitu chic *komentar cetek hehe*.

Lebih Jauh dengan TUM Karena sudah tertarik dengan penampilannya, saya merasa nyaman dan penasaran dengan isi dari TUM. Waktunya kita kenalan lebih jauh. Saya Sign Up dan mulai ‘berkelana’. Area jajahan saya diawali dengan kategori Pregnancy. Bagi saya pribadi, isinya cukup lengkap. Ada artikel, tips, resep, style, cerita-cerita pembaca dan rubrik Ask the Expert. Tadinya saya pikir TUM itu seperti majalah online dimana kita jadi pembaca pasif, ternyata…kebanyakan substansi TUM justru produk partisipasi dari pembacanya, jadi tidak membosankan dan lebih kena di hati karena sifatnya berbagi pengalaman. Motivasi bagi saya untuk cari bahan menulis dan numpang nama di TUM hehe..

Yang paling saya suka dari TUM adalah adanya Forum yang membahas A-Z mengenai kehamilan, persalinan, produk-produk bayi, dokter kandungan, dokter anak…apa aja, you name it!!! Tapi berhubung masih newbie, saya belum berani ikutan nimbrung melempar pertanyaan apalagi kasi komentar. Masih tahap pembaca pasif aja sambil menyerap informasi-informasi penting dari pertanyaan dan respon-respon yang masuk.

Terus terang sampai detik ini saya belum punya nyali untuk ikutan event Kopdarnya TUM, jadi belum kompeten untuk komentar mengenai hal yang satu itu. Alasan utama karena saya belum melahirkan jadi belum bisa bawa bayi ke Kopdar, takut ga punya ‘kesibukan’ kalau mendadak saya mati gaya di Kopdar *lagi-lagi cetek hehe*.


Menurut pengakuan Crey, Kopdar TUM itu ramai dan seru. Isinya ibu-ibu muda bergaya yang saling tukar cerita dan informasi (dan bahkan gosip). Dari Kopdar, dijamin contact Blackberry jadi makin banyak karena kita jadi kenal banyak teman baru. Wah seru juga yah kalau salah satu anggota punya online shop atau baby shop trus bisa dapat diskon *ngarep*.

1001 Cara

"There is always a different story in every parenting
style"
Saya setuju seratus persen dengan motonya TUM *acung jempol tangan dan jempol kaki kiri kanan*. Suka sebel sama orang yang memaksakan pendapat apalagi kehendak soal kehamilan, merawat anak dan menjadi orang tua yang baik. Pribadi orang itu berbeda-beda satu sama lain. Belum tentu apa yang dialami orang tua yang satu, dialami juga oleh orang tua yang lain.

Dari TUM, saya jadi belajar banyak hal dan banyak cara. Seru sekali menyimak cerita-cerita para anggota, baik dari rubrik Our Stories maupun Forum. Masing-masing punya masalah dan cerita-cerita yang variatif. Karena variasi itu, wawasan saya dan suami (yang selalu saya suapin sampai kenyang dengan hasil 'buruan' saya di TUM) tentang dunia kehamilan, anak dan orang tua jadi makin luas. kami jadi punya banyak referensi. Tinggal bagaimana kami menentukan apa atau kondisi bagaimana yang paling sesuai dan dapat diterapkan oleh saya dan suami.

Tau dari TUM Ada cerita tentang saya dan mama mertua. Seperti layaknya orang tua manapun yang dipenuhi kegembiraan meluap-luap menanti kedatangan cucu pertama, mama mertua saya tidak bosan-bosannya menyuapi saya dengan informasi, pengalaman, petuah bijak sampai hal-hal pamali yang kadang menurut saya tidak masuk akal.

Berhubung saya tidak punya pengalaman hamil dan punya anak sebelumnya, jadi saya menyimak patuh. Tapi makin kesini kok ya informasinya agak kurang relevan dengan keadaan masa sekarang. Contohnya, dia komentar kalau dia heran sama ibu-ibu muda jaman sekarang. Anaknya sampai usia 6 bulan cuma dikasi ASI dan tidak ada makanan pendamping lainnya. Mana cukup…Iseng-iseng saya cross check sama TUM. Ternyata dari TUM saya malah belajar kalau justru ASI eksklusif sampai usia 6 bulan itu penting.

Sejak saat itu, apapun yang orang bilang, termasuk mama mertua, pasti saya akan cek kebenarannya dari TUM. Bukan karena saya tidak mendengarkan omongan mama mertua, tapi saya sadar bahwa cara mereka merawat dan membesarkan anak, termasuk teknologi yang digunakan sekurang-kurangnya 25 tahun yang lalu banyak yang tidak aplikatif dengan apa yang kita hadapi saat ini.

Seiring bertambahnya usia kehamilan, saya makin semangat untuk cari informasi di TUM. Bagi saya, TUM itu seperti buku RPUL (Ringkasan Pengetahuan Umum Lengkap) waktu saya duduk di bangku Sekolah Dasar. Apapun yang saya cari tau ada disana.

Mama mertua saya sekarang malah sering nanya sama saya tentang tren ibu-ibu masa kini. Contohnya tentang Clodi. Berbekal informasi dan pengetahuan yang saya peroleh dari TUM, saya bisa bercuap-cuap soal apa itu Clodi, apa manfaatnya bagi bayi, lingkungan dan kesehatan keuangan. Saya bahkan jadi ‘kampanye’ kecil-kecilan sama teman-teman saya tentang pentingnya ASI. Makin hari saya makin haus informasi dan saya jadi addicted sama TUM.

Berhubung teman-teman saya suka nyelain saya sok tau gara-gara suka nyasar karena salah informasi jalan, untuk urusan dunia ibu dan anak saya bisa berbangga hati karena saya punya sumber informasi terpercaya. Setiap mereka tanya saya tau dari mana, dengan yakin dan pasti saya jawab Tau dari TUM!” *nyengir lebar*.

Follow TUM Tidak puas membaca TUM lewat layar komputer, saya ikut-ikutan member yang lain follow @theurbanmama di Twitter. Berhubung Twitter sedang 'happening', keputusan yang sangat pintar untuk punya account Twitter. Informasi lebih cepat dan mudah diakses. Kalau punya pertanyaan apapun, tinggal tanya lewat tweet ke TUM dan jawaban pun berdatangan dalam waktu singkat, baik dari TUM maupun dari para followernya. Ohhh..baik sekali siihhh *terharu*.

Ternyata timing saya follow tepat, karena TUM sedang menyambut ulang tahunnya yang pertama dan banyak kuis yang diadakan lewat twitter. Walau tidak pernah menang, seru juga mengadu peruntungan di kuis-kuis seperti itu *semoga curcol ini didengarkan oleh TUM dan saya diberikan kesempatan menang walau sekali saja, Amiiiinnnnn*.

Happy Anniversay TUM, semoga tumbuh makin besar dan pintar sehingga bisa terus menuntun para calon orang tua seperti saya maupun yang sudah jadi orang tua ke jalan yang baik dan benar ^.^


12.16.2010

Homework Done!!!

Good news from Dr. Nurwansyah for tonight!

Lil' B is 2 kg now and he did his homework...

Akhirnya dia tergerak untuk akrobatik jungkir balik muter badannya

Menjelang 34 minggu, kepalanya sudah ambil posisi dibawah

Pantes akhir-akhir ini jalan makin ngengkang kaya pinguin dan kebelet pipis tiap 15 menit sekali

Hmm...apa dia muter gara-gara bujuk rayu gue kita yang janji ga akan pakein dia kostum binatang kalau dia lahir nanti?

aaahhhh...dia mana inget kalau udah lahir hihihihi

Im sure he'll look totally cute in that lion costume *ibu ingkar janji tersenyum lebar*

Lil' B, kamu adem ayem ajah didalam dengan posisi kaya gitu sampai 7 minggu ke depan yah

Mommy still have homework to do...

Tidak lupa nungging minimal 3 kali sehari (kaya minum obat yah?!) supaya Lil' B ga berubah pikiran dan muter lagi keatas

semangaaaaattttt!!!! *sambil posisi nungging goyang-goyang pantat*

12.14.2010

I Click, I See and I Shop (The Online Shop)

Some friends of mine are definitely addicted to online shops, particularly the ones for babies. According to them, you could find unique, non-mass product and cheaper baby stuffs. All you have to do is browse and click. As simple as that…

Not long after I reach my 7 months pregnancy that they begun to influence me with the online shops benefit and efficiency. Since verbal marketing didn’t work, they started to send me pictures of cute baby stuffs. Well, that one definitely works…

To limit my addiction to online shops, I tried my best which apparently still not my best hehe to buy only those required according to my Baby’s Shopping Checklist.

I must admit that the price is quite competitive between one online shop to another, so you have to diligently search for the cheapest.

Specifically for Clodi, I compared the price in each original country (including shipping fee) with those sold on online shops and the difference is really not that significant.


CLODI
Based on a review in the mommiesdaily, I noted that all the premium brands for clodi are from the United States. So I decided to buy 1 clodi for each premium brands, namely Roomparooz, Blueberry, Starbunz and Happy Heinys. I know that they have a local outlet for Roomparooz at Plaza Indonesia, so no worry for that one.

A friend of mine forwarded an online shop address, called Kireina Baby Shop, which sell all kinds of baby products (mostly from the United States), including the premium brands clodi.
I browse, I click and I see what I like. A Blueberry Minky Clodi Velcro with cow pattern, nice! (Lil' B will be definitely mad at me when he grows up and see his picture with a stupid cow prints clodi on his butt hehe...sorry kiddo!). Since it is verrrryyyy pricy, I decided to buy one clodi in a month. It includes two inserts, so I don’t have to buy one more.
I also ordered the bumgenius detergent which suitable for any brands of clodi.
I submitted my orders on Friday and the clodi with detergent arrived on Monday. Happy!!!

CROCS
Like any other prego, my feet starts swollen and look like ‘kaki gajah’. I need a comfortable shoe to wonder around. Reading Dinda’s post, I decided to follow her track to buy Crocs, Malindi type.

Fully aware that I have a destructive feet (meaning everything I wear always dysfunction in less than a year, no matter how expensive it is), I decided not to buy the Crocs from the authorised outlet since it will cost me more than 400 thou.

So I browsed and found Buaya Karet, an online shop which sell any type of Crocs with almost half the outlet price. Like the Clodi, I ordered on Friday and the Malindi arrived on Monday morning. Now I’m happily walking around with my Plum Malindi. Another happy face…

DEVIL BABY BLANKET
I admit that this one is an impulsive and unnecessary online shopping hehe…But its really cute and inevitable to be bought.

It’s a blanket for travelling purpose called the Devil Baby Blanket…it has ears and tail and doesn’t cost much. CUTE!!! I bought it from an online shop in Facebook called Joyleen Bebe.

I must say, I love online shopping mostly because it’s easy and I don’t have to move my butt to a baby shop and go crazy for buying lotsa cute and unnecessary baby stuffs.

HAPPY SHOPPING!!!

12.13.2010

Dont You Just Love Babyshopping?

Following the Before and After 7 Months Shopping Cart, I did another baby shopping which was aimed to complete my Baby Shopping Checklist and hopefully the last shopping.

I decided to bring my mother in law, hoping that she could point out the “do’s” and the “dont’s” stuff to buy. At the end, she was the one who made me bought stuffs that were not included in the checklist *sigh*.

This time with full preparation. Got my checklist, my pen and babyshop recommendation as well as directory in hands. Based on my blogwalking, the recommended babyshop is the Jungle on the 4th floor and Ocha on the 1st floor.

The Jungle
Surprisingly, tokonya ga gitu ramai. Minimal ga seramai waktu kita belanja pertama kali di Wiwi & Zaza. Beda sama hasil review orang-orang di berbagai blog.

Waktu kita datang mba-mbanya juga ga terlalu antusias buat nanya butuh apa, apalagi ngambilin barang yang kita minta. Karena udah percaya sama hasil review orang-orang, kita percaya aja kalau di toko itu udah yang paling super harganya.

Sayangnya, banyak barang di checklist kita yang ga ada. Alasannya habis dan belum tau kapan datangnya.


Hasilnya, kita cuma dapat ini:
  1. NB Diapers merek Goon (1 pack) Rp 111.000
  2. Rak Botol Susu Winnie The Pooh (1 pcs) Rp 100.000
  3. Handuk (1 pcs) Rp 45.000
  4. Sikat Botol Puku (1 pcs) Rp 35.000
  5. Sendok buat ASI Richie (1 pcs) Rp 27.000
  6. Bedong Polos bahan kaus merek Jungle (6 pcs) Rp 165.000
  7. Bedong Bugs Bunny merek Andrew (6 pcs) Rp 95.000
  8. Bantal Guling Elegant tanpa sarung (2 pcs) Rp 150.000
Kita juga beli 2 items tambahan buat kado teman yang baru aja melahirkan. Total belanja Rp 826.000, langsung pasang muka melas minta diskon. Yang punya toko cukup teriak dari dalam tanpa memperlihatkan muka “DISKON JADI Rp 815.000*. lumayaaannn…

Ocha
Sebagian besar review di blog tidak menyarankan si toko Ocha dengan alasan yang punya toko jutek dan sok tau. Makanya kita ga kepikiran buat mampir disini dari awal. Tapi karna di the Jungle barangnya banyak yang abis dan kita males bolak balik buat belanja lagi, jadinya kita cari sisa barang yang nggak ada di toko ini.

Tokonya sih ga gitu gede, itungannya kecil kalau dibandingin sama Wiwi & Zaza dan the Jungle, tapi keadaan disini jauh lebih rame daripada di kedua toko terdahulu. Bahkan si Nciknya ga ngumpet di balik meja kasir, tapi turun langsung ngelayanin pelanggan. Emang sih ngomongnya agak ceplas ceplos dan mungkin kedengeran sok tau, tapi ternyata cihui tuuuhhh…harga untuk beberapa barang juga lebih murah di toko ini, kalaupun ada yang lebih mahal paling cuma Rp2.000 – Rp 5.000.

Di toko ini, prinsip beli seperlunya pupus sudah. Prinsipnya ganti jadi, ya udahlah…euphoria anak pertama ini, halal kalau beli yang lucu-lucu walau ga perlu hehehe.

Berikut isi kantong belanjaan di Ocha:
  1. Rak botol Puku (1 pcs) Rp 150.000 Sungguh, ini yang impulsif mertua. Dia maksa kita beli merek ini karna yang ini ada tempat buat diriin botolnya dan bahan plastiknya lebih bagus. Kita harus nurut kata orang tua dong aaaahh ^.~ Rak botol yang beli di the Jungle pun akhirnya berguna sebagai kado lahiran teman hehe
  2. Detergent Liquid Cycles (1 bottle) Rp 75.000 ----> di Mother Care harganya Rp 90.000 lhooo
  3. Tempat bedak Pax lengkap dengan tempat cotton buds dan kapas (1 pcs) Rp 35.000
  4. Bantal Kepala Latex Baby Bee (1 pcs) Rp 115.000
  5. Selimut Carter’s bahan agak tebal (1 pcs) Rp 70.000
  6. Selimut Carter’s (1 pcs) Rp 65.000
  7. Penjepit Botol Susu (1 pcs) Rp 15.000
  8. Bedong Moo bahan kaus (8 pcs) Rp 210.000 Mertua lagi-lagi memaksa beli yang ini karena bahannya kaos dingin dan motifnya lucu banget. Baiklah mama…*mantu penurut*
  9. NB Booties (2 pcs) Rp 60.000
  10. Powder puff Puku (1 pcs) Rp 22.000
  11. Powder puff buat pantat Pax (1 pcs) Rp 5.000
  12. Nursing Bra (2 pcs) Rp 40.000
  13. NB Legging (4 pcs) Rp 80.000
  14. Tempat bedak 2 tingkat Puku buat travelling (1 pcs) Rp 35.000
  15. Handuk Kawamoto (2 pcs) Rp 180.000
  16. NB Carter’s Jumper tangan pendek tanpa kaki (4 pcs) Rp 65.000
  17. Boneka Koala dan Jerapah yang bisa bunyi merek Carters (2 pcs) Rp 80.000 Didi melotot tak setuju buat beli boneka, apalagi 2 boneka. Tapi kalau ibunda sudah bertitah, dia pun ngangguk-ngangguk aja *hidup mama mertua!!!*
  18. Supreme Snuggle Nest (1 pcs) Rp 230.000 Yang ini sih super ga penting sebenernya dan Cuma bisa dipake maksimal sampai umur 4 bulan.
    Pertimbangan beli ini adalah sebagai pencegahan Lil’ B ketimpa Didi yang tidurnya suka ga beraturan.
    Selain itu, karena ini sifatnya sebagai travelling bed, bisa juga melindungi Lil’ B dari sepupu-sepupu kecilnya yang kalau lagi ngumpul dan liat bayi suka gemes berlebihan. Mengingat waktu dia lahir nanti bakal banyak banget acara keluarga, membeli si supreme ini tampaknya menjadi keputusan yang sangat tepat.

Banyak yang ga penting kan? Hehehe…Total belanja (after discount) Rp 1.575.000 ajah *nangis meraung-raung sambil garuk-garuk tanah*

Mengingat jumlah yang sudah dikeluarkan sejauh ini, tampaknya babyshopping hanya untuk di ITC Kuningan harus diakhiri sampai disini. Mari kita mulai melirik online shop ajah *eh?!*

12.03.2010

I See You Blink

Umumnya, dokter kandungan nyaranin USG 4D di usia kandungan 28 – 30 minggu untuk mendeteksi adanya kelainan pada janin. Well, not my doctor!!!

Menurut dia, Lil B sehat wal’afiat…jadi ga perlu itu yang namanya USG 4D, kecuali cuma buat lucu-lucuan aja. Masalahnya, kita suka sama yang lucu-lucu dok…

Mulailah main kejar-kejaran sama si dokter yang jadwalnya ngalahin artis, sibukkkk banget! Bener-bener ga ada waktu walau sejam buat appointment USG 4D.

Selain kejar-kejaran sama jadwal si dokter, kita juga dikejar-kejar sama usia kandungan yang udah 28 minggu. Konon, menurut temen-temen yang udah pengalaman, USG 4D itu jodoh-jodohan. Tergantung mood si bayi…kalau dia mau exist, ya dia nongol…tapi kalau dia lagi ga mood buat diliatin, ya dia ngumpet. Makanya, USG 4D kadang ga bisa sekali datang, tapi bisa 2 - 4 kali.

Tapi kita ga terlalu khawatir sama frekuensi kedatangan soalnya kalau bayinya ngumpet, biasanya dokternya tidak akan charge biaya apapun…Ternyata, ini ga berlaku di rumah sakit yang kita datangin *kesal*

Selain di RSB Asih, Dr. Nurwansyah praktek di rumah sakit lain. Atas saran susternya di RSB Asih, kita hubungi rumah sakit lain itu karena konon disana Dr. Nurwansyah pasiennya nggak banyak jadi bisa melayani USG 4D. Begitu kita telpon dan bilang maksud tujuan, sama susternya dirujuk ke dokter lain yang katanya spesialis USG 4D di rumah sakit itu. Waaahhh makin berbinar-binar…bakal sukses nih.

Kita bahagia karena ga perlu ngantri lama, cuma nunggu 1 orang trus giliran kita deh. Dokternya sih baik dan sabar…dia kayanya sadar penuh kalau kita ambisius USG 4D buat lucu-lucuan aja.

USG nya ga murni 4D, ada beberapa bagian yang dicampur sama 2D biasa. Pemeriksaannya juga kaya kontrol biasa, diliat setiap organnya normal apa gak… trus kepala, punggung sama paha juga diukur. Karena bukan itu tujuan utamanya, jadi ya kita manggut-manggut aja. Begitu masuk ke bagian 4D…kita langsung siaga pasang posisi dan yaaahhh…dia ngumpet *tertunduk kecewa*

Dokternya sempet bilang “yaahh…anaknya pemaluuu, dia gamau diliat niihh”. Si Didi cengar cengir “kaya aku hehe” *yer rite!!*

Trus dokternya nanya, “mau liat apanya?” “jari tangannya lengkap ga dok?”. Kaya ngerti kita ngomong apa, Lil B cepet-cepet ngumpetin tangannya ke pantat. Jadinya kita ga bisa liat jari tangannya…*kecewa lagi*

Sambil cengar cengir dokternya nanya lagi “eh dia gamau, mau liat yang lain lagi?” “coba jari kakinya dok, lengkap ga?”.

Kita konsentrasi penuh ke layar siap-siap ngitung, eh yang kita liat malah Lil B nendangin alat USG dari dalam…maka usaha ngitung jari kaki juga gagal total. Hoho…Lil B, kamu usil sekali seeehhh.

Akhirnya kita minta liat alat kelaminnya, buat meyakinkan aja bahwa dia laki tulen. Gambar diambil dari samping kiri, Lil B muter pahanya jadi alat kelaminnya ketutupan. Waktu dokternya pindah posisi dari sebelah kanan, tiba-tiba dia muter lagi nutupin. Hadoooohhhhh….anak ini sungguh jual mahal!!!

Untuk menyenangkan hati kita, dokternya kembali usaha ke daerah muka. Walau ga gitu jelas, tapi minimal ada bentuknya yang bisa dilihat. Yang pasti idungnya teramat pesek *maaf ya sayang, u got that from me hihi*.

Sempet ada momen mukanya agak keliatan jelas dan dokternya komentar “waaahhh ini muka bapaknyaaaa”. Melirik tajam ke arah Didi yang mukanya girang ga ketulungan




Selain pamer muka bapaknya, Lil B juga sempat pamer kemampuannya melet (which Didi absolutely sure that he got it from me).

Kita cukup bahagia soalnya ada satu video dimana Lil B mau buka mata walau sedetik.

Akhirnya kita menyerah dan terpaksa cukup puas dengan foto dan video yang udah berhasil di save sama dokternya. Karena dokternya bilang Lil B ngumpet dan gada gambar yang cukup jelas untuk dilihat, kita tenang-tenang aja nyiapin duit buat biaya konsultasi dan administrasi. Waktu bayar langsung sesek nafas karena ditagih untuk biaya USG 4D penuh (termasuk dokter dan administrasi rumah sakit), sebesar Rp 750,000. Harga yang cukup mahal buat ‘lucu-lucuan’. Ternyata di rumah sakit ini berlaku prinsip, ngumpet ga ngumpet bayar penuh huhuhu…

Yang lebih bikin sesek nafas, beberapa hari kemudian Dr Nurwansyah bilang kalau dia available buat USG 4D dan susternya meyakinkan kalau bayinya ngumpet ga usah bayar *nangis meraung-raung*

Berhubung kita udah ngeluarin uang cukup banyak, kita terpaksa menolak tawaran dari Dr. Nurwansyah. Ga sanggup dengan resiko kalau ternyata Lil B mau exist sama Dr. Nurwansyah dan kita harus bayar USG 4D lagi…

Sekedar tips, kalau memang ga ada masalah dengan janin dan kandungannya…mendingan cari klinik sederhana aja buat 4D karena mereka biayanya jauh lebih murah dan mereka lebih segen buat charge kalo emang bayinya ngumpet.

11.29.2010

Lil B’s Shopping Cart (Before and After 7 Months)

Part 1 – Before 7 Months
Anak nakal colongan belanja keperluan bayi sebelum 7 bulan…alasan utama mumpung lagi dinas ke Singapura.

Mengingat kapasitas bagasi yang terbatas dan udah penuh dengan barang-barang belanjaan gue, jadinya ga bisa belanja banyak-banyak deh.


Hanya ini yang aku beli:
1. Jumper pendek tangan pendek Cotton On (2 pcs)
2. Jumper tangan panjang celana tutup kaki Cotton On (1 pcs)
3. Kaos kaki Cotton On (4 pcs)
4. Baby Care Mat Ikea (1 pcs)
5. After bath Ikea (2 pcs)
6.
Baby travelling bag Ikea (1 pcs)
7. Baby bath book Kinokuniya (1 pcs)


Part 2 – Almost 7 months
Gue sangat bersyukur di daerah kantor gue ada semacam sogo jongkok yang jual bermacam-macam benda murah dan KW dengan kualitas dan harga bersaing (dengan ITC manapun).

Salah satu langganan gue saat ini adalah si Abang Badjuri, penjual beraneka macam perlengkapan dan baju bayi serta anak-anak.

Sebenernya gue gatau nama aslinya sih, tapi mukanya dan cara ngomongnya sungguh mirip dan tampaknya dia sama sekali nggak keberatan gue panggil itu hehe…

Baru dikit sih yang dibeli dari si Abang Badjuri, tapi barang-barang yang dibeli ini terbukti lebih murah daripada di ITC.
1. Sepatu Pre-walker Mothercare Rp 45.000 (di ITC Rp 55.000)
2. Sepatu Pre-walker Next Rp 45.000 (di ITC Rp 55.000) ---> yang ini buat kado kok ;p ;p
3. Baby Oto bib (atau lebih dikenal dengan tatakan iler) Carter Rp 15.000 (di ITC Rp 25.000)
4. Jumper capucon Winnie The Pooh tanpa merek Rp 30.000
5. Sepatu bayi buaya Carter Rp 35.000


Yah lumayanlah kalau mau beli perintilan barang bayi yang lucu-lucu tanpa harus bersusah payah, berpanas-panasan dan buang ongkos buat ke ITC terdekat.

Part 3 - 7 months (at last)
Finally, we did my official our first baby shopping.

Setelah susah payah browsing sana sini buat nyontek mempersiapkan
Daftar Perlengkapan Bayi, pas hari H daftarnya ga dibawa aja *bleeehhh*.

Not to panic
…semua toko bayi ternyata menyediakan daftar perlengkapan sendiri. Untunglah kita melangkah kaki ke ITC nggak 100% clueless…

Eits mendadak gue jadi clueless lagi waktu Didi nanya.
Didi : “tokonya lantai berapa?
Gue : “eh toko apa yah?
Didi : “tempat kita mau belanja
Gue : *geleng-geleng sambil nyengir*

Ups…ternyata gue terlalu fokus browsing apa aja yang harus dibeli, tapi gue lupa buat browsing toko apa yang harus didatangi buat belanja murah hehe *my bad Mr. D*

Tiba-tiba gue inget kalau waktu itu pernah nganterin temen gue beli kado di ITC Kuningan dan dia sempet bilang bahwa disitu termasuk lengkap dan murah *light bulb*. Nama tokonya Wiwi & Zaza, Lantai Semi Dasar Blok C2 No.2, 9, 10 dan C1 No.8 ITC Kuningan.

Makin yakin kalau di toko itu murah karena waktu kita belanja toko itu rame banget sama sesama bumil yang hunting barang-barang bayi.

Dengan berbekal contekan daftar belanjaan dari tokonya dan ingatan samar-samar dari
Daftar Perlengkapan Bayi yang udah kita siapin, berikut hasil belanjaan kita:
  1. Bantal peang merek Elegant dengan sarung Mickey Disney Classic (1 pcs) Rp 80.000
    Kenapa merek Elegant? Karena waktu beli gue coba tidurin buat kepala dan rasanya lebih empuk hehehe..tapi katanya bantal peang yang murahan itu busanya cepet kempes dan merek ini konon bagus dan ga mudah kempes. Baiklah, bungkuuuussss!!!
  2. Perlak karet polos (1 pcs) Rp50.000
  3. Sapu tangan handuk Gerber (1 pack = 8 pcs) Rp 25.000
  4. Waslap handuk Ryan (1 pack = 2 pcs) Rp 25.000
  5. Baju tangan panjang Caney (3 pcs) Rp 27.500
  6. Baju tangan panjang Nova (3 pcs) Rp 37.500
  7. Celana panjang Tokusen (3 pcs) Rp 36.500
  8. Celana panjang Fluffy (3 pcs) 30.000
  9. Celana panjang tanpa kaki Nova (3 pcs) Rp 45.000
  10. Celana panjang tanpa kaki Fluffy (3 pcs) Rp 30.000
  11. Baju kutung Nova (3 pcs) Rp 30.000
  12. Baju kutung Fluffy (3 pcs) Rp 24.000
  13. Baju tangan pendek Caney (3 pcs) Rp 25.000
  14. Baju tangan pendek Tokusen (3 pcs) Rp 35.000
  15. Celana pop Caney (9 pcs) Rp 65.000
  16. Celana pop Tokusen (3 pcs) Rp 31.5000
  17. Popok Fluffy polos (6 pcs) Rp 42.500
  18. Popok Fluffy lis (6 pcs) Rp 32.500
  19. Sisir Pigeon (1 set) Rp 35.000
  20. Singlet (12 pcs)
  21. Sarung tangan dan kaki (6 pairs)

Karena si singlet dan sarung tangan ambilnya di toko lain, jadi kita ga dikasi bon trus kita lupa berapa harganya waktu itu…maafkan.

Sebagai tambahan dari hasil belanja diatas, kita juga beli 8 pcs baju dan celana diskonan yang satunya dihargai Rp 10.000. Belakangan kita tau kalo baju dan celana bayi memang harganya segituan…hicks.

Oh ya…kita juga berhasil membujuk mbaknya untuk memberi kita gratisan 1 topi bayi lucu *kayaknya sih dikasi gratis karna dia kesel topinya melar gara-gara di uji coba sama Didi di kepalanya* harga asli si topi bayi adalah Rp 15.000.

Total belanjaan kita di ITC adalah....*suara tabuh drum* Rp 819.000 dengan diskon yang sungguh basa basi Rp 4.000, jadinya Rp 815.000.

Kita ga bisa bilang murah juga sih, karena ternyata Dinda belanja di tempat lain dengan harga yang lebih murah.

Setelah belanja akhirnya gue browsing buat riset rekomendasi toko yang murah *agak telat yah*. Suara terbanyak bilang bahwa di ITC Kuningan toko yang paling murah adalah the Jungle dan Ocha. Untung sesi belanja belom berakhir hehehe…*mata berbinar-binar*

Pelajaran penting sebelum belanja perlengkapan bayi:
1. Siapkan Daftar Perlengkapan Bayi
2. Riset tentang rekomendasi toko bayi yang lengkap dan murah
3. Survey harga

Sekedar saran, beli segala sesuatu dalam jumlah secukupnya aja. Ga usah banyak-banyak…soalnya Newborn itu ukurannya cepat berubah. Sayang kalau udah beli banyak-banyak trus cuma kepake sekali dua kali, atau bahkan ga kepake sama sekali.

Jangan terlalu percaya sama mbak-mbak yang jualan. Kalau ditanya apa yang perlu, pasti semuanya mereka bilang perlu. Lebih baik nanya sama temen atau saudara yang anaknya juga masih bayi apa yang pada akhirnya kepakai dan apa yang nggak (sekalian tanyain ada barang yang masih layak buat diwariskan nggak =D).

11.22.2010

Classes for Two (Part I)

Demi Lil’ B, kita berdua rela menyeret badan bangun pagi di akhir minggu buat ikutan kelas ini itu (knapa sih kelas-kelas yang berhubungan dengan kehamilan harus diadain pagi-pagi amat? huhu).
1. Hypnobirthing
Jujur, awalnya daftar kelas ini cuma karena sok tau aja waktu diajak sama Dinda. Menggangguk setuju padahal gatau juga apa itu si Hypnobirthing. Awalnya kirain itu kelas tentang melahirkan di air, ups..ternyata itu Water Birth *agak jauh juga yah?*
Kelasnya diadain dua hari berturut-turut, Sabtu jam 1.30 siang dan Minggu jam 9 pagi. Mau pagi atau siang, tetep aja kita berdua telat datang hihihi *faktor manajemen waktu yang buruk dan kemalasan tingkat tinggi*
Sesi pertama isinya teori, tentang apa itu hypnobirthing, bagaimana kita berpikir positif tentang kehamilan dan melahirkan, cara melakukan relaksasi dan cara komunikasi dengan janin.
Tips hari pertama: bawalah makanan cadangan di tas. Snacknya sih enak, tapi buat kita berdua kurang banyak ;p Konsentrasi kita sampai hilang waktu ada tukang jajan lewat depan rumah teriak “Siomaaaaayyyy”.
Akhir kelas ada sesi relaksasi benerannya yang pake lagu trus kita disuruh bayangin lagi ada di hutan de el el…dan gue dengan suksesnya tertidur pulas.
Sesi kedua jauh lebih menyenangkan untuk para ibu hamil karena isinya praktek tentang berbagai cara memijat oleh suami, yippiieee!!! C’mon Hubby, make urself useful hehe…
Diajarin juga tentang titik accupressure untuk mengurangi rasa sakit dimana kita duduk hadap2an trus pasangan menepuk2 titik tertentu. Praktek yang ini ga pernah berhasil berhubung muka si Didi yang sok serius itu dudul banget and I can’t help to laugh…
Di akhir sesi ada praktek pijat Endorphin atau dengan kata lain pijat sentuhan. Pijat yang ini mengharukaaaannnn hicks karena lagunya mellow trus kata-kata pengantarnya begitu menyentuh…bahkan sampai ada pasangan yang suami isteri dua-duanya mpe nangis, sungguh! You can feel the love in the air *drama*
Sebagai penutup, therapistnya putar video tentang janin di kandungan selama kehamilan 9 bulan. baguuusss banget…dan sekali lagi berhasil membuat si pasangan yang tadi menangis kembali terisak-isak diikuti dengan sroooooottttt (at this stage, me and Mr.D were sure that they’re just too a lil bit melancholy). Sampai diniatin begitu pulang dari kelas untuk download dari youtube hehe. Here’s the video which we would like to share with you..
Tips nonton video: cahaya remang-remang dengan volume keras dan suasana hening
Overall, kelasnya guna banget dan menyenangkan…sayang kita jarang males latihan. Setiap mau relaksasi, baru denger lagunya aja gue dah tidur pules hehe…
Untuk info lebih lanjut mengenai kelasnya dan jadwal kelasnya bisa dilihat disini yah.
2. Kelas Menyusui
Kelas ini nama sebenernya Breastfeeding Basics (lebih menarik kalau disebut kelas menyusui bukan? ;p) dan diadain sama Aimi. Tujuan ikut kelas lagi-lagi ngikut si Dinda *role model bener deh hehe*

Lagi-lagi kelasnya diadain di pagi hari, jam 8.30 ajah…dan lagi-lagi kita berdua telat (We declare ourself as the ‘Karet’ couple, perut karet dan jam karet *sigh*).
Sesuai dengan judulnya, materi kelas pastinya seputar pemberian ASI seperti manfaatnya, tujuannya, berbagai posisi untuk pemberian ASI, pelekatan (latch on) dan serba serbi IMD (Inisiasi Menyusui Dini).
Sebelum dan sesudah kelas dikasi kuis buat ngetes peserta lemot sukses menyerap materi atau ga. Didi luar biasa ambisius menjawab setiap pertanyaan *walau ada unsur nyonteknya*, sayang ga dapat hadiah. Giliran ada kuis yang dapat hadiah, disuruh praktek posisi menyusui. Gue yakin 100%, kalo pertanyaan bukan itu Didi pasti langsung tunjuk tangan buat jawab…im a proud wifey hihihi.
Buat para suami, dijamin ga nyesel nemenin isterinya buat ikut kelas ini. Soalnya sepanjang kelas banyak diputer video-video peragaan yang…of course…involves BOOBS!!! Yup, its boobs everywhere…various kinds of boobs.
Untuk para amatir dalam dunia per-ASI-an seperti gue dan Didi, kelas menyusui ini berguna banget kok dan bikin gue kita makin semangat buat kasi ASI karena manfaatnya yang luar biasa (selain karena alasan menghemat uang buat beli susu formula hehe).
Untuk info lebih lanjut mengenai jadwal kelas edukasi, bisa dilihat disini yah.
Kelas-kelas yang kita ikutin sejauh ini sih sangat informatif dan edukatif. Selain karena informasi yang kita dapat, juga karena ada unsur sharing dari pengisi materi sama peserta lain yang udah punya anak sebelumnya. Worth it banget sama pengorbanan kita untuk bangun pagi di hari Sabtu dan Minggu.
Tips for the wifey: seretlah para suami dari tempat tidur bagaimanapun caranya. Cause they’re support and attendance next to you means a lot and does make a difference.
Love Mr.D more for being there all the times (there..i've said good things bout you Mr.D, now give me my Quickly and Mie Ayam Kampung).