1.21.2011

Lil B Goes Round and Round

minggu ke 34 : kepala diatas alias sungsang...
minggu ke 35 : kepala normal di bawah...
minggu ke 36 : posisi melintang kepala di kiri pantat di kanan...
minggu ke 37 : kembali kepala normal di bawah...

Dokter pede jaya membuat statement "banyak jalan biar engage. tenang aja si bayi ga mungkin berubah posisi lagi karena udah kegedean dan ruang geraknya sempit"

Me: "jadi ga perlu kerjain peer ngepel sambil nungging lagi dong dok?'

Dokter : "Nggak, tapi Didi harus sering 'nengokin' biar cepet lahir"

Me and Mr.D : *kesenengan dikasi peer kaya gitu*

minggu ke 38 : jreng...jreeennngggg...dia melintaaaaangggg posisi kepala di kanan pantat di kiri!!!!

dokternya mpe bingung dan mungkin agak tengsin omongannya salah gimana caranya Lil B akrobat jungkir balik ke posisi itu di usia kehamilan segini dengan ruang gerak sesempit itu. Lha kalau dokter bingung, apalagi kita...

Mulailah dia menyalahkan tinggi badan gue yang ga pernah lolos kualifikasi buat pemilihan model atau cover girl ini. Nyambung-nyambungnya ke ukuran panggul yang kecil makanya Lil B nyasar ga nemu jalan lahir.

Merasa didiskriminasi gara-gara tinggi badan, gue ingat ada temen gue yang lebih kecil dari gue secara lebar badan dengan suksesnya melahirkan bayi seberat 3,1 kg dengan NORMAL!!!!

Dokter langsung vonis caesar dan kalau bisa kita bongkar secepatnya. Bongkar? dia kira perut gue mesin bisa di bongkar pasang 'huh'. Resikonya kalau mau nunggu sampai kepala balik ke bawah, air ketuban bisa pecah sewaktu-waktu dan bahaya buat bayinya. Masih bimbang dan ragu mau nunggu atau mau langsung jadwalin operasi minggu depan.

Berhubung due masih tanggal 4 Februari, masih ada secercah harapan sambil ekstra hati-hati ngepit pantat biar si ketuban ga meletus

Bak orang putus cinta, dokter angkat tangan...dukun (bayi) bertindak!!!
Emang sih serem...tapi ada kakaknya temen yang besoknya mau operasi karena sungsang, malam ini dipijet dan besok paginya kepala si bayi udah adem ayem di bawah dan langsung engage trus lahir normal.

Nungging jalan terus, bujuk rayu biar Lil B muter kepala di bawah dan engage tetap dilancarkan, dan dukun bayi dicoba-coba.

Kalau memang segala usaha di atas gada yang berhasil...terpaksa pasrah sama keputusan dokter buat 'dibongkar' hicks....Manusia boleh berencana, yang menentukan tetap yang Diatas. doakan akuuuuu!!!


1.17.2011

1,2, 3 with Mr. D

Trimester I
Kata orang masa 3 bulan pertama hamil itu sama dengan siksaan lahir batin. Mulai dari morning sickness, badan panas dingin ga keruan, makan susah, ngidam aneh-aneh atau sekedar merepotkan hidup suami, mood swing berlebihan, sampai keinginan luar biasa buat nimpukin suami sama barang apapun yang ada dalam jangkauan.

Itu kata orang…kata gue sih nggak hehe.

Gue sama sekali ga kenal sama yang namanya morning sickness, soalnya si morning sickness kenalannya sama Didi. Hampir tiap pagi, dia yang wara wiri lari ke kamar mandi buat muntah-muntah. Sampai-sampai dia ga masuk 3 hari gara-gara muntah-muntah, denger suara kucing aja muntah. Heraaannn…gue yang hamil, dia yang repot hihihi.

Dibilang susah makan ga juga sih, cuma agak picky. Harus banget makanan Asia (Indonesia, Cina, Jepang dan Korea) dan harus panas. Daging pantangan mutlak, nyium baunya dari jauh aja bisa bikin enek. Satu syarat lagi: harus di restoran, gamau tempat makan pinggiran. Waktu hamil 2 bulan gue dikirim dinas ke Singapura. Syarat makanan Asia terpenuhi, yang nggak cuma makan di restoran. Secara yah, restoran di Singapura mahal-mahal huhuhu…wajar kalau selama trimester pertama berat gue bukannya naik, malah turun 3 kg. stress di dompet kayanya…

Gue ibu hamil yang ga ngerepotin suami, justru sebaliknya…Didi adalah suami yang ngerepotin ibu hamil. Masa tengah malam dia bangun trus minta mie ayam kampung? Atau bangunin gue jam 2 pagi buat makan steak???

Selama hamil, aku adalah anak super cengeng…mellow luar biasa. Dengerin lagu yang slow dikit bawaannya mewek, orang salah ngomong dikit langsung nangis, kesel sama suami langsung drama nangis jejeritan. Agak khawatir dibawa Lil B mpe lahir, cowo booo!!!

Ada temen gue yang selama hamil kerjaannya ngelemparin suami saking sebelnya, yang satu lagi bawaannya pengen muntah setiap ngeliat muka atau denger suara suaminya. Hasilnya? Anak-anak mereka mukanya cetakan mutlak suaminya, cewek pula hehehe…selama hamil gue malah lengket sama Mr. D, bawaannya ngintiiiillll mulu. Asumsi karena gue ga sebel, anaknya ga bakalan cetakan mukanya Didi. Minimal 50 – 50 lah sama gue. Ternyata teori tidak terbukti, hasil USG 4D berkata lain…muka anak gue tetep cetakannya Didi hicks…untung ganteng ;p

Trimester II
I cherish every second of the Trimester II…

Hamil itu rasanya menyenangkan. Mau jalan-jalan kemana juga hayuk soalnya badan belum berasa jompo. Makan mulai enak dan rakus dan perut mulai kelihatan hamil bak penderita busung lapar tapi belum berat. Mr. D juga kena imbasnya, makan gue enak..makan dia lebih enak lagi. Gue naik 5 kilo dia juga ikutan naik 5 kg. hati-hati ukuran perut saingan tuh hehehe.

Di Trimester II juga mulai banyak kelas-kelas yang berhubungan dengan kehamilan yang bisa diikutin, contohnya Hypnobirthing.

Dari segi kerjaan, kantor sangat sangat pengertian…datang jam 11 silahkan, paling cuma ditanyain ‘morning sickness yah?’ yang cukup dibalas dengan tampang sok lemas ‘heeh’. Gada yang berani kasih kerjaan terlalu berat karena takut ga kekejar sebelum gue cuti, daaaannnn…pulang jam 5 bukannya malah diberi sanksi sosial tapi malah sangat dianjurkan hehehe.

It feels wonderful to be a preggo!!!

Trimester III
Kalau boleh jujur, buat gue ini masa-masa paling berat selama 9 bulan kehamilan. Satu-satunya yang menyenangkan di Trimester III hanya kegiatan belanja perlengkapan bayi hehehe.

Perut buncit ga ketulungan, pantat membesar dan tangan kaki bengkak. mau nyempil sana sini juga udah sulit. Koleksi baju mulai terbatas karena biasanya mentok di perut. Makan dikit tiba-tiba naik 1,5 kg seminggu. Yang paling ganggu adalah sakit pinggangnya…kaya ditusuk-tusuk, apalagi kalau malam menjelang tidur. Agak sebel kok yang di semester 3 ga ke-transfer ke didi huhuhu.

Kaki bengkak bisa diatasi dengan crocs…baju terpaksa kaya seragam, 5 baju untuk 5 hari kerja. Sakit punggung, Mr.D siaga jadi tukang pijet pribadi walau biasanya dia ketiduran duluan daripada yang dipijet. Tampang buruk badan bulet cukup diatasi dengan pasang tampang sedih dan Didi bakal tetep bilang walau template 'kamu cantik kok'...then it feels alright.

9 months of pregnancy is filled with ups and down. Sometimes you feel the best and sometimes you feel the worst. With a caring and understanding hubby next to you, the best feels twice and the worst feels nothing.


Thank you Mr.D for taking my worst in Trimester I, sharing my happiness in Trimester II and helping me get through Trimester III *hugs and kisses*


1.13.2011

9 MONTHS

taken from http://farm5.static.flickr.com/4013/4249452172_b8c95c6898_z.jpg

Welcoming:

  1. swollen feet;
  2. swollen fingers and wrist (cant even put on my wedding ring and watch);
  3. swollen nose (kata orang idung bangor hicks)
  4. severe back pain;
  5. many sleepless night;
  6. the urge to pee every 5 minutes;
  7. constipation;
  8. very limited unstylish wardrobe due to the blow up belly;
  9. inevitable urge to chew every second (humongous appetite);
  10. uninvited to Friday late night social life (gara-gara temen-temen gue takut gue brojol sewaktu-waktu *cissss*);
  11. easily exhausted, even talking in a discussion is a hard work;
  12. trouble of getting up after lying down position (berasa kura-kura yang dibalik trus ga bisa ngapa-ngapain);
  13. sale is everywhere but none of the shirt or dress fits me. its either too big for my body or stuck at the belly;
  14. the only thing that fits is my one and only crocs or sandal jepit *sungguh tak gaya*, thanks to my swollen feet

Its beyond any uncomfortable feeling, indeed. But every trouble and pain is worth every second since Lil B is coming anytime soon.

Cant wait….

12.17.2010

Cari Tau dengan The Urban Mama

The Urban Mama Writing Contest

Jumat, 4 Juni 2010 Rasanya baru kemarin iseng-iseng pulang kantor mampir ke apotik buat beli Test Pack. Atas saran teman kantor, beli yang hasilnya terbaca positif atau negatif dan bukan yang satu atau dua garis. Lebih akurat katanya.

Sesuai dengan petunjuk pemakaian, tes dilakukan dengan pipis pertama di pagi hari. Berhubung saya tes cuma untuk membuktikan sama suami kalau saya tidak hamil dan bisa ikutan latihan futsal buat pertandingan berikutnya, jadi tidak terlalu harap harap cemas menanti hasil.


Selang beberapa menit, Test Pack mulai menunjukkan satu garis melintang. Aha…negatif!!! Eh tapi kok tiba-tiba ada satu garis buram diatasnya…buru-buru saya bangunkan suami dan sodorkan Test Pack serta petunjuk membacanya. Dia yang nyawanya masih belum nyambung, mengambil alih Test Pack, diputar-putar berbagai arah…trus dengan nada dan tampang yang sama datarnya dia bilang “kayaknya positif”, lalu kembali tidur dan meninggalkan saya yang hanya bisa melotot kaget. Setelah saya bangunin secara paksa dengan sedikit kekerasan (Baca:pukul pake bantal), baru dia sadar kalau itu bukan mimpi lalu ikutan pasang tampang kaget. Kita baru benar-benar percaya kalau saya hamil waktu kita ke dokter dan dokter secara sah dan meyakinkan menyatakan saya hamil.


Perkenalan dengan The Urban Mama (“TUM”) Kita berdua memang tidak ada rencana untuk menunda anak, tapi kita juga tidak pernah menyangka bahwa kabar gembira itu datang hanya 33 hari sejak kita berdua resmi menikah. Wajar kalau saya bilang saat itu kami bisa dibilang tidak siap, terutama saya. Menjalankan peran sebagai suami isteri aja bisa dibilang masih dalam proses belajar merangkak, apalagi peran sebagai orang tua.

Jadi ibu jelas merupakan tanggung jawab yang sangat besar. Berhubung ibu saya sudah 4 tahun meninggal, saya tidak punya tempat bertanya dan sempat merasa panik menghadapi kehamilan saya 9 bulan ke depan. Memang sih ada mama mertua yang sudah saya anggap ibu, tapi tidak bisa dipungkiri rasanya tetap beda dengan ibu sendiri.

Saya termasuk salah satu yang ‘telat’ menikah diantara teman-teman dekat saya, padahal umur kami rata-rata baru 25 tahun. Banyak dari teman-teman saya yang sudah punya anak, bahkan beberapa sedang menanti anak kedua. Beruntung bagi saya, jadi banyak teman yang bisa diinterogasi seputar kehamilan dan bagaimana rasanya jadi orang tua di usia muda.


Selama ini saya hanya tertarik berburu informasi seputar tujuan liburan, diskon, baju dan sepatu model terbaru. Mana pula saya tau apa itu pentingnya ASI, siapa itu Braxton Hicks dan apa pula makhluk yang namanya Cloth Diapers (Clodi).

Suatu hari teman saya, Crey, memperkenalkan saya dengan situs TUM. Awalnya saya sempat tidak tertarik dengan TUM, paling isinya hanya sekumpulan ibu-ibu yang terlalu narsis dengan anak-anaknya sendiri dan pasti topik-topiknya membosankan. Sampai akhirnya, di hari dimana saya sedang makan gaji buta di kantor, saya iseng buka TUM dan waahhh…situsnya bagus, warnanya ga bikin sakit mata, logonya keren dan begitu chic *komentar cetek hehe*.

Lebih Jauh dengan TUM Karena sudah tertarik dengan penampilannya, saya merasa nyaman dan penasaran dengan isi dari TUM. Waktunya kita kenalan lebih jauh. Saya Sign Up dan mulai ‘berkelana’. Area jajahan saya diawali dengan kategori Pregnancy. Bagi saya pribadi, isinya cukup lengkap. Ada artikel, tips, resep, style, cerita-cerita pembaca dan rubrik Ask the Expert. Tadinya saya pikir TUM itu seperti majalah online dimana kita jadi pembaca pasif, ternyata…kebanyakan substansi TUM justru produk partisipasi dari pembacanya, jadi tidak membosankan dan lebih kena di hati karena sifatnya berbagi pengalaman. Motivasi bagi saya untuk cari bahan menulis dan numpang nama di TUM hehe..

Yang paling saya suka dari TUM adalah adanya Forum yang membahas A-Z mengenai kehamilan, persalinan, produk-produk bayi, dokter kandungan, dokter anak…apa aja, you name it!!! Tapi berhubung masih newbie, saya belum berani ikutan nimbrung melempar pertanyaan apalagi kasi komentar. Masih tahap pembaca pasif aja sambil menyerap informasi-informasi penting dari pertanyaan dan respon-respon yang masuk.

Terus terang sampai detik ini saya belum punya nyali untuk ikutan event Kopdarnya TUM, jadi belum kompeten untuk komentar mengenai hal yang satu itu. Alasan utama karena saya belum melahirkan jadi belum bisa bawa bayi ke Kopdar, takut ga punya ‘kesibukan’ kalau mendadak saya mati gaya di Kopdar *lagi-lagi cetek hehe*.


Menurut pengakuan Crey, Kopdar TUM itu ramai dan seru. Isinya ibu-ibu muda bergaya yang saling tukar cerita dan informasi (dan bahkan gosip). Dari Kopdar, dijamin contact Blackberry jadi makin banyak karena kita jadi kenal banyak teman baru. Wah seru juga yah kalau salah satu anggota punya online shop atau baby shop trus bisa dapat diskon *ngarep*.

1001 Cara

"There is always a different story in every parenting
style"
Saya setuju seratus persen dengan motonya TUM *acung jempol tangan dan jempol kaki kiri kanan*. Suka sebel sama orang yang memaksakan pendapat apalagi kehendak soal kehamilan, merawat anak dan menjadi orang tua yang baik. Pribadi orang itu berbeda-beda satu sama lain. Belum tentu apa yang dialami orang tua yang satu, dialami juga oleh orang tua yang lain.

Dari TUM, saya jadi belajar banyak hal dan banyak cara. Seru sekali menyimak cerita-cerita para anggota, baik dari rubrik Our Stories maupun Forum. Masing-masing punya masalah dan cerita-cerita yang variatif. Karena variasi itu, wawasan saya dan suami (yang selalu saya suapin sampai kenyang dengan hasil 'buruan' saya di TUM) tentang dunia kehamilan, anak dan orang tua jadi makin luas. kami jadi punya banyak referensi. Tinggal bagaimana kami menentukan apa atau kondisi bagaimana yang paling sesuai dan dapat diterapkan oleh saya dan suami.

Tau dari TUM Ada cerita tentang saya dan mama mertua. Seperti layaknya orang tua manapun yang dipenuhi kegembiraan meluap-luap menanti kedatangan cucu pertama, mama mertua saya tidak bosan-bosannya menyuapi saya dengan informasi, pengalaman, petuah bijak sampai hal-hal pamali yang kadang menurut saya tidak masuk akal.

Berhubung saya tidak punya pengalaman hamil dan punya anak sebelumnya, jadi saya menyimak patuh. Tapi makin kesini kok ya informasinya agak kurang relevan dengan keadaan masa sekarang. Contohnya, dia komentar kalau dia heran sama ibu-ibu muda jaman sekarang. Anaknya sampai usia 6 bulan cuma dikasi ASI dan tidak ada makanan pendamping lainnya. Mana cukup…Iseng-iseng saya cross check sama TUM. Ternyata dari TUM saya malah belajar kalau justru ASI eksklusif sampai usia 6 bulan itu penting.

Sejak saat itu, apapun yang orang bilang, termasuk mama mertua, pasti saya akan cek kebenarannya dari TUM. Bukan karena saya tidak mendengarkan omongan mama mertua, tapi saya sadar bahwa cara mereka merawat dan membesarkan anak, termasuk teknologi yang digunakan sekurang-kurangnya 25 tahun yang lalu banyak yang tidak aplikatif dengan apa yang kita hadapi saat ini.

Seiring bertambahnya usia kehamilan, saya makin semangat untuk cari informasi di TUM. Bagi saya, TUM itu seperti buku RPUL (Ringkasan Pengetahuan Umum Lengkap) waktu saya duduk di bangku Sekolah Dasar. Apapun yang saya cari tau ada disana.

Mama mertua saya sekarang malah sering nanya sama saya tentang tren ibu-ibu masa kini. Contohnya tentang Clodi. Berbekal informasi dan pengetahuan yang saya peroleh dari TUM, saya bisa bercuap-cuap soal apa itu Clodi, apa manfaatnya bagi bayi, lingkungan dan kesehatan keuangan. Saya bahkan jadi ‘kampanye’ kecil-kecilan sama teman-teman saya tentang pentingnya ASI. Makin hari saya makin haus informasi dan saya jadi addicted sama TUM.

Berhubung teman-teman saya suka nyelain saya sok tau gara-gara suka nyasar karena salah informasi jalan, untuk urusan dunia ibu dan anak saya bisa berbangga hati karena saya punya sumber informasi terpercaya. Setiap mereka tanya saya tau dari mana, dengan yakin dan pasti saya jawab Tau dari TUM!” *nyengir lebar*.

Follow TUM Tidak puas membaca TUM lewat layar komputer, saya ikut-ikutan member yang lain follow @theurbanmama di Twitter. Berhubung Twitter sedang 'happening', keputusan yang sangat pintar untuk punya account Twitter. Informasi lebih cepat dan mudah diakses. Kalau punya pertanyaan apapun, tinggal tanya lewat tweet ke TUM dan jawaban pun berdatangan dalam waktu singkat, baik dari TUM maupun dari para followernya. Ohhh..baik sekali siihhh *terharu*.

Ternyata timing saya follow tepat, karena TUM sedang menyambut ulang tahunnya yang pertama dan banyak kuis yang diadakan lewat twitter. Walau tidak pernah menang, seru juga mengadu peruntungan di kuis-kuis seperti itu *semoga curcol ini didengarkan oleh TUM dan saya diberikan kesempatan menang walau sekali saja, Amiiiinnnnn*.

Happy Anniversay TUM, semoga tumbuh makin besar dan pintar sehingga bisa terus menuntun para calon orang tua seperti saya maupun yang sudah jadi orang tua ke jalan yang baik dan benar ^.^


12.16.2010

Homework Done!!!

Good news from Dr. Nurwansyah for tonight!

Lil' B is 2 kg now and he did his homework...

Akhirnya dia tergerak untuk akrobatik jungkir balik muter badannya

Menjelang 34 minggu, kepalanya sudah ambil posisi dibawah

Pantes akhir-akhir ini jalan makin ngengkang kaya pinguin dan kebelet pipis tiap 15 menit sekali

Hmm...apa dia muter gara-gara bujuk rayu gue kita yang janji ga akan pakein dia kostum binatang kalau dia lahir nanti?

aaahhhh...dia mana inget kalau udah lahir hihihihi

Im sure he'll look totally cute in that lion costume *ibu ingkar janji tersenyum lebar*

Lil' B, kamu adem ayem ajah didalam dengan posisi kaya gitu sampai 7 minggu ke depan yah

Mommy still have homework to do...

Tidak lupa nungging minimal 3 kali sehari (kaya minum obat yah?!) supaya Lil' B ga berubah pikiran dan muter lagi keatas

semangaaaaattttt!!!! *sambil posisi nungging goyang-goyang pantat*

12.14.2010

I Click, I See and I Shop (The Online Shop)

Some friends of mine are definitely addicted to online shops, particularly the ones for babies. According to them, you could find unique, non-mass product and cheaper baby stuffs. All you have to do is browse and click. As simple as that…

Not long after I reach my 7 months pregnancy that they begun to influence me with the online shops benefit and efficiency. Since verbal marketing didn’t work, they started to send me pictures of cute baby stuffs. Well, that one definitely works…

To limit my addiction to online shops, I tried my best which apparently still not my best hehe to buy only those required according to my Baby’s Shopping Checklist.

I must admit that the price is quite competitive between one online shop to another, so you have to diligently search for the cheapest.

Specifically for Clodi, I compared the price in each original country (including shipping fee) with those sold on online shops and the difference is really not that significant.


CLODI
Based on a review in the mommiesdaily, I noted that all the premium brands for clodi are from the United States. So I decided to buy 1 clodi for each premium brands, namely Roomparooz, Blueberry, Starbunz and Happy Heinys. I know that they have a local outlet for Roomparooz at Plaza Indonesia, so no worry for that one.

A friend of mine forwarded an online shop address, called Kireina Baby Shop, which sell all kinds of baby products (mostly from the United States), including the premium brands clodi.
I browse, I click and I see what I like. A Blueberry Minky Clodi Velcro with cow pattern, nice! (Lil' B will be definitely mad at me when he grows up and see his picture with a stupid cow prints clodi on his butt hehe...sorry kiddo!). Since it is verrrryyyy pricy, I decided to buy one clodi in a month. It includes two inserts, so I don’t have to buy one more.
I also ordered the bumgenius detergent which suitable for any brands of clodi.
I submitted my orders on Friday and the clodi with detergent arrived on Monday. Happy!!!

CROCS
Like any other prego, my feet starts swollen and look like ‘kaki gajah’. I need a comfortable shoe to wonder around. Reading Dinda’s post, I decided to follow her track to buy Crocs, Malindi type.

Fully aware that I have a destructive feet (meaning everything I wear always dysfunction in less than a year, no matter how expensive it is), I decided not to buy the Crocs from the authorised outlet since it will cost me more than 400 thou.

So I browsed and found Buaya Karet, an online shop which sell any type of Crocs with almost half the outlet price. Like the Clodi, I ordered on Friday and the Malindi arrived on Monday morning. Now I’m happily walking around with my Plum Malindi. Another happy face…

DEVIL BABY BLANKET
I admit that this one is an impulsive and unnecessary online shopping hehe…But its really cute and inevitable to be bought.

It’s a blanket for travelling purpose called the Devil Baby Blanket…it has ears and tail and doesn’t cost much. CUTE!!! I bought it from an online shop in Facebook called Joyleen Bebe.

I must say, I love online shopping mostly because it’s easy and I don’t have to move my butt to a baby shop and go crazy for buying lotsa cute and unnecessary baby stuffs.

HAPPY SHOPPING!!!

12.13.2010

Dont You Just Love Babyshopping?

Following the Before and After 7 Months Shopping Cart, I did another baby shopping which was aimed to complete my Baby Shopping Checklist and hopefully the last shopping.

I decided to bring my mother in law, hoping that she could point out the “do’s” and the “dont’s” stuff to buy. At the end, she was the one who made me bought stuffs that were not included in the checklist *sigh*.

This time with full preparation. Got my checklist, my pen and babyshop recommendation as well as directory in hands. Based on my blogwalking, the recommended babyshop is the Jungle on the 4th floor and Ocha on the 1st floor.

The Jungle
Surprisingly, tokonya ga gitu ramai. Minimal ga seramai waktu kita belanja pertama kali di Wiwi & Zaza. Beda sama hasil review orang-orang di berbagai blog.

Waktu kita datang mba-mbanya juga ga terlalu antusias buat nanya butuh apa, apalagi ngambilin barang yang kita minta. Karena udah percaya sama hasil review orang-orang, kita percaya aja kalau di toko itu udah yang paling super harganya.

Sayangnya, banyak barang di checklist kita yang ga ada. Alasannya habis dan belum tau kapan datangnya.


Hasilnya, kita cuma dapat ini:
  1. NB Diapers merek Goon (1 pack) Rp 111.000
  2. Rak Botol Susu Winnie The Pooh (1 pcs) Rp 100.000
  3. Handuk (1 pcs) Rp 45.000
  4. Sikat Botol Puku (1 pcs) Rp 35.000
  5. Sendok buat ASI Richie (1 pcs) Rp 27.000
  6. Bedong Polos bahan kaus merek Jungle (6 pcs) Rp 165.000
  7. Bedong Bugs Bunny merek Andrew (6 pcs) Rp 95.000
  8. Bantal Guling Elegant tanpa sarung (2 pcs) Rp 150.000
Kita juga beli 2 items tambahan buat kado teman yang baru aja melahirkan. Total belanja Rp 826.000, langsung pasang muka melas minta diskon. Yang punya toko cukup teriak dari dalam tanpa memperlihatkan muka “DISKON JADI Rp 815.000*. lumayaaannn…

Ocha
Sebagian besar review di blog tidak menyarankan si toko Ocha dengan alasan yang punya toko jutek dan sok tau. Makanya kita ga kepikiran buat mampir disini dari awal. Tapi karna di the Jungle barangnya banyak yang abis dan kita males bolak balik buat belanja lagi, jadinya kita cari sisa barang yang nggak ada di toko ini.

Tokonya sih ga gitu gede, itungannya kecil kalau dibandingin sama Wiwi & Zaza dan the Jungle, tapi keadaan disini jauh lebih rame daripada di kedua toko terdahulu. Bahkan si Nciknya ga ngumpet di balik meja kasir, tapi turun langsung ngelayanin pelanggan. Emang sih ngomongnya agak ceplas ceplos dan mungkin kedengeran sok tau, tapi ternyata cihui tuuuhhh…harga untuk beberapa barang juga lebih murah di toko ini, kalaupun ada yang lebih mahal paling cuma Rp2.000 – Rp 5.000.

Di toko ini, prinsip beli seperlunya pupus sudah. Prinsipnya ganti jadi, ya udahlah…euphoria anak pertama ini, halal kalau beli yang lucu-lucu walau ga perlu hehehe.

Berikut isi kantong belanjaan di Ocha:
  1. Rak botol Puku (1 pcs) Rp 150.000 Sungguh, ini yang impulsif mertua. Dia maksa kita beli merek ini karna yang ini ada tempat buat diriin botolnya dan bahan plastiknya lebih bagus. Kita harus nurut kata orang tua dong aaaahh ^.~ Rak botol yang beli di the Jungle pun akhirnya berguna sebagai kado lahiran teman hehe
  2. Detergent Liquid Cycles (1 bottle) Rp 75.000 ----> di Mother Care harganya Rp 90.000 lhooo
  3. Tempat bedak Pax lengkap dengan tempat cotton buds dan kapas (1 pcs) Rp 35.000
  4. Bantal Kepala Latex Baby Bee (1 pcs) Rp 115.000
  5. Selimut Carter’s bahan agak tebal (1 pcs) Rp 70.000
  6. Selimut Carter’s (1 pcs) Rp 65.000
  7. Penjepit Botol Susu (1 pcs) Rp 15.000
  8. Bedong Moo bahan kaus (8 pcs) Rp 210.000 Mertua lagi-lagi memaksa beli yang ini karena bahannya kaos dingin dan motifnya lucu banget. Baiklah mama…*mantu penurut*
  9. NB Booties (2 pcs) Rp 60.000
  10. Powder puff Puku (1 pcs) Rp 22.000
  11. Powder puff buat pantat Pax (1 pcs) Rp 5.000
  12. Nursing Bra (2 pcs) Rp 40.000
  13. NB Legging (4 pcs) Rp 80.000
  14. Tempat bedak 2 tingkat Puku buat travelling (1 pcs) Rp 35.000
  15. Handuk Kawamoto (2 pcs) Rp 180.000
  16. NB Carter’s Jumper tangan pendek tanpa kaki (4 pcs) Rp 65.000
  17. Boneka Koala dan Jerapah yang bisa bunyi merek Carters (2 pcs) Rp 80.000 Didi melotot tak setuju buat beli boneka, apalagi 2 boneka. Tapi kalau ibunda sudah bertitah, dia pun ngangguk-ngangguk aja *hidup mama mertua!!!*
  18. Supreme Snuggle Nest (1 pcs) Rp 230.000 Yang ini sih super ga penting sebenernya dan Cuma bisa dipake maksimal sampai umur 4 bulan.
    Pertimbangan beli ini adalah sebagai pencegahan Lil’ B ketimpa Didi yang tidurnya suka ga beraturan.
    Selain itu, karena ini sifatnya sebagai travelling bed, bisa juga melindungi Lil’ B dari sepupu-sepupu kecilnya yang kalau lagi ngumpul dan liat bayi suka gemes berlebihan. Mengingat waktu dia lahir nanti bakal banyak banget acara keluarga, membeli si supreme ini tampaknya menjadi keputusan yang sangat tepat.

Banyak yang ga penting kan? Hehehe…Total belanja (after discount) Rp 1.575.000 ajah *nangis meraung-raung sambil garuk-garuk tanah*

Mengingat jumlah yang sudah dikeluarkan sejauh ini, tampaknya babyshopping hanya untuk di ITC Kuningan harus diakhiri sampai disini. Mari kita mulai melirik online shop ajah *eh?!*